Selasa, 10 April 2012

Belajar dari masalah...

Hidup ini ibarat sebuah perjalanan, banyak liku-likunya, licin, bergelombang, dan banyak sandungan. Terkadang terjal dan mendaki lalu tiba-tiba menurun sehingga membuat seseorang terjungkal bila tidak siap menghadapinya.Sama dengan permasalahan yg sering kita hadapi, hampir tidak pernah sepi, selalu datang dan pergi. Tetapi inilah hidup. Selama nafas masih dikandung badan masalah memang tidak pernah selesai.Dalam belitan masalah yang seolah tdk pernah berakhir itu sebenarnya setiap orang pasti  memiliki cara untuk menyelesaikannya, seseorang akan belajar dengan sendirinya. Pengalaman akan selalu memberikan pelajaran kepada kita. Seperti kata sebuah ungkapan: pengalaman adalah guru yang terbaik. Kata orang:  orang yang pintar adalah yang selalu bisa mengambil pelajaran dari masa lalunya dan menjadikannya bahan perenungan untuk menentukan setiap tindakan berikutnya. Orang yang baik bukan orang yang tak pernah salah, tetapi orang yang menyadari kesalahannya dan segera berusaha memperbaikinya. (Begitulah kata Bang Haji Rhoma Irama, hahaha...)

Seperti  penyakit yang menyerang tubuh kita, setiap ada penyakit yang masuk ke dalam tubuh, maka secara otomatis tubuh akan membentuk antibodi, daya kekebalan untuk melawan. Semakin berat penyakit, antibody makin memberikan kekuatan untuk bertahan, meski tentu sampai pada batas tententu, ketika tubuh tak kuat lagi melawannya, kita membutuhkan bantuan dari luar juga. Begitulah Allah memberi kita potensi. Allah memberikan penyakit, pasti disertai dengan obatnya. Begitu juga dengan permasalahan yang melingkupi diri kita. Jika Allah memberikan permasalahan pasti juga memberikan jalan penyelesaian. Tetapi kita sering tidak menyadari dengan kemampuan kita sendiri. Atau karena memang kita yang tidak mau memanfaatkannya, karena selalu saja ada kecenderungan untuk mencari kemudahan?

Mungkin memang sudah kodrat manusia selalu mencari yang mudah, sehingga setiap menemukan kesulitan cenderung menghindar seolah kesulitan memang sesuatu yang seharusnya dijauhkan. Padahal bukankah tidak akan pernah ada kata mudah jika tidak ada kata susah. Keduanya seperti dua sisi mata uang yang yang tidak bisa dipisahkan. Tetapi anehnya kebanyakan kita memang hanya mencari satu sisi yang paling kita sukai yang disebut kemudahan. Kesulitan memang seringkali dihindari, padahal sebenarnya kesulitan itu bukan untuk dijauhi tetapi untuk dipecahkan dan dicarikan jalan penyelesaian. Jika selamanya kita menghindari permasalahan maka sesungguhnya kita tidak akan pernah belajar. Seseorang akan jadi pintar setelah mampu melewati ujian demi ujian. Seseorang akan jadi lebih tangguh setelah dihadapkan pada rintangan dan tantangan kemudian mampu ia taklukkan.

Seseorang yang tidak pernah menghadapi kesulitan dalam perjalanan hidupnya akan tumbuh menjadi sebuah pribadi yang rapuh. Masalah yang kecil saja akan menjadikan sebuah kebingungan yang besar dan keputus asaan-lah yang akan menimpanya ketika tak ditemukan jalan keluar . Ibarat sebatang pohon yang akan mudah patah meski hanya oleh angin yang bertiup tak seberapa. Juga meski hanya dengan sebuah sentuhan yang kecil saja.Tetapi lihatlah sebatang pohon bambu yang biasa diterpa kencangnya angin, ia tidak mudah tumbang meski angin demikian kuat menerpa. Seperti itu pula sebuah pribadi yang sudah terbiasa menghadapi berbagai macam persoalan dalam kehidupannya, tidak akan mudah putus asa meski sebesar apapun kesulitan yang dihadapinya.  Maka sebenarnya kesulitan dan masalah adalah cara Allah menjadikan kita menjadi orang yang kuat dan tak mudah menyerah oleh berbagai masalah.

 "Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, Apabila kamu telah selesai dalam satu urusan, maka segeralah mengerjakan urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya engkau berharap". QS. Al Insyirah: 5-8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar