Selasa, 08 Januari 2013

LIBURAN MENJADI SAAT SAAT PALING MENYENANGKAN




Bagiku,diantara  hari-hari yang paling membahagiakan adalah saat liburan datang. Tak hanya saat ini ketika aku bukan lagi sebagai anak sekolah. Seperti mengulang kembali ke masa kecil ketika masih duduk di bangku sekolah dulu, masa-masa liburan adalah saat yang paling menyenangkan. Bila masa liburan tiba aku selalu menyambutnya dengan suka cita. Bukan hanya karena hari-hari itu terbebas dari tugas para guru, atau  setiap hari tak harus berkutat dengan buku-buku Tetapi karena masa liburan adalah waktu untuk bisa bermain sepuasnya, meski hanya bermain dengan anak-anak tetangga, atau sekedar membuat rumah-rumahan beratapkan daun pisang dan bertiang kayu penyangga kecil di belakang rumah, kadang juga mencoba masak masakan sederhana, menanak nasi dengan menggunakan kaleng susu bekas, dengan tungku dari batu bata. Semuanya itu berjalan hampir tanpa rencana, semua kegiatan liburan aku lakukan sesuai keinginan spontan.

Sekarang setelah panjangnya waktu berjalan, masa liburan masih menjadi hari-hari yang juga paling aku nantikan. Bukan karena sebagai hari kebebasan dari beban tugas mengajar di sekolah. Liburan bagiku adalah hari khusus untuk bisa berkumpul, bercengkerama dan berbagi cinta dengan seluruh anggota keluarga. Meski sebelumnya telah banyak rencana untuk mengisinya ternyata seringkali yang terjadi adalah banyak hal yang tak terduga itulah yang terlaksana.
 
Seperti liburan semester tahun ini, ada beberapa agenda yang berjalan sesuai dengan yang diharapkan tetapi ada juga  yang terpaksa harus aku kesampingkan, karena ada hal yang penting yang harus aku dahulukan. Hari pertama liburan memang sesuai rencana, sekolah mengadakan acara keluarga ke sarangan, alhamdulillah bisa berjalan dengan lancar meski ada beberapa teman yang terpaksa tidak bisa meramaikan karena beberapa alasan. Bahkan ada yang terpaksa ketinggalan karena datang terlambat dan sudah melebihi toleransi waktu yang diberikan. Menyesal memang, tetapi semoga itu bisa menjadi pelajaran agar suatu ketika nanti lebih bisa menepati waktu sesuai kesepakatan. Di Sarangan semua tampak gembira dan menikmati setiap kebersamaan dengan suasana ceria dari berangkat sampai akhirnya pulang kembali ke sekolah dengan selamat. 

Sepulang dari sarangan kegembiraanku sedikit berkurang karena anak pertamaku yang baru pulang dari pondok ternyata sakit, suhu badannya tinggi. Ada kekhawatiran yang menderaku karena beberapa informasi tentang penyakit anakku yang aku terima dari ustad  yang pernah mengantarnya ke dokter membuatku berpikir untuk segera memeriksakannya secara intensif, termasuk chek up darah dan sebagainya. Setelah semua aku jalani selama 3 hari aku sungguh bersyukur karena apa yang aku khawatirkan tidak terjadi. Dan kondisi anakku-pun sudah seperti biasanya, bermain bersama teman-temannya. Bahkan sempat main hujan-hujanan. Aku lega melihatnya. Aku jadi sedikit ingin memanjakannya selama ia ada di rumah.


Mengetahui kondisi anakku yang tidak perlu dikhawatirkan, aku kembali bisa menikmati liburan dengan hati tenang. Ayah bahkan kemudian mengajak kami untuk jalan-jalan ke gunung kelut. Gunung yang beberapa waktu yang lalu sempat menjadi rebutan  Pemda kediri dan Blitar karena sekarang telah menjadi daerah wisata yang cukup memjanjikan. Ada yang terasa aneh memang ketika sebuah gunung saja menjadi bahan pertikaian. Tetapi kalau berhubungan dengan uang bukan lagi hal yang mengherankan. Pertanyaannya kemudian: Bagaimana jika ada musibah yang ditimbulkan, apakan masih juga diperebutkan? Mungkin yang terjadi malah sebaliknya masing-masing lari dari tanggung jawab penanganan. Tetapi info terakhir menyebutkan bahwa berdasarkan keputusan pengadilan gunung kelut masuk wilayah Kediri. Mungkin memang sebuah keputusan yang cukup adil karena yang selama ini membangun akses yang untuk bisa sampai ke puncak kelut dengan lancar juga adalah Pemda Kediri.
Di Puncak kelut sungguh tampak Kebesaran Allah dengan fenomena munculnya kubah gunung kelut, banyak juga yang mengatakan anak gunung kelut. Kawasan yang lima tahun yang lalu masih berupa kawah, saat ini sudah berubah menjadi gundukan bukit yang tingginya hampir menyamai gunung yang ada di sekitarnya. Maha Suci Allah yang telah menunjukkan kebesaran-Nya.


Puas jalan-jalan ke gunung kelut, aku merasakan masih ada yang kurang sebelum aku mengunjungi rumah ibu, tetapi aku belum menemukan waktu yang pas karena ayah masih punya tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Padahal waktu liburan tinggal beberapa hari. Akhirnya aku memutuskan untuk berangkat sendiri bersama anak-anak dengan ijin ayah tentunya. Bertemu ibu dan saudara-saudara yang lain menjadi saat yang istimewa, karena biasanya di rumah ibu menjadi pusat keluarga besar kami bertemu pada masa libur seperti ini. Meski tidak semua bisa berkumpul tapi banyak juga keponakan yang pada ngumpul, sehingga waktu menaiki becak goes, dua becak bisa terisi penuh. Sederhana memang kami menikmati liburan disana tapi kebersamaan dan rasa kasing sayang diantara kami yang menbuatnya menjadi istimewa. Dan yang terpenting semua itu membuat ibu merasa bahagia.